PB Djarum Bukanlah Merk Rokok

Pihak Djarum merespon polemic yang terjadi terkait tuduhan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Budi Darmawan, Senior Manager Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation, menjelaskan bahwa masyarakat dan berbagai pihak terkait harus memahami 3 hal mendasar tentang PB Djarum.
Djarum memberikan penjelasan
Poin pertama dari 3 hal tersebut,
PB Djarum bukanlah
brand rokok melainkan nama klub
bulu tangkis. Poin kedua, perusahaan mempunyai program pencarian bakat untuk berburu bibit-bibit terbaik
atlet bulutangkis yang disebut
“Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis”.
Ketiga, pada berbagai aktivitas keolahragaan tersebut Djarum tidak berniat melakukan brand awareness
dengan mempromosikan produk rokok. Tiga hal tersebut adalah
sikap yang diambil Djarum Foundation dalam merespon tindakan pihak Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI), yang menghubungkan nama klub yang telah berdiri sekitar
setengah abad yang lalu tersebut
dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Pada Pasal 47 ayat 1 PP itu dikatakan, setiap penyelenggaraan kegiatan yang disponsori oleh
produk tembakau dan atau bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau,
dilarang mengikutsertakan anak di bawah usia 18 tahun. Berikutnya pada ayat 2 dikatakan bahwa, bila terjadi pelanggaran pada
aturan dalam ayat 1, maka semua orang yang terlibat dalam penyelenggaraan
aktivitas tersebut bisa dikenai
sanksi oleh pejabat pemerintah daerah sebagai pihak berwenang.
PB Djarum tak lagi memberi beasiswa mulai tahun 2020
Masalah antara PB Djarum dan KPAI
hingga saat ini semakin memanas dan mendapat perhatian cukup besar dari
masyarakat Indonesia secara umum. Ini karena mulai tahun 2020 pihak Djarum
memutuskan menghentikan program Audisi
Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis. Meski demikian, Budi menjamin PB Djarum akan
tetap ada namun tak lagi mengadakan audisi umum untuk menjaring bibit muda bulu
tangkis dari berbagai daerah di seluruh tanah air sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya.
Budi menegaskan bahwa Djarum menghentikan program beasiswa melalui audisi umum
setelah bulan November 2019. Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa di masa depan
nanti PB Djarum hanya bergerak dengan membina pemain yang saat ini sudah menjadi
anak didik di klub. Dengan keputusan tersebut, Budi menambahkan, bahwa pihak
Djarum tak lagi memiliki kesempatan untuk memburu mutiara terpendam bakat
bulutangkis dari seluruh Indonesia.
Sempat tersiar kabar bahwa pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan menengahi polemic ini dengan mempertemukan pihak Djarum serta KPAI untuk berdiskusi tentang hal ini lebih lanjut. Budi mengatakan bila pertemuan tersebut berhasil direalisasikan, dirinya hanya ingin menjelaskan bahwa PB Djarum bukanlah brand rokok melainkan nama klub.
Respon Kemenpora
Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) berkomentar bahwa permasalahan ini masih diproses sesuai kajian bidang hukum. Menurut Imam secara pribadi bila memang sejak dulu terjadi eksploitasi yang berkaitan dengan penyalagunaan zat adiktif tentu pihak kepolisian serta kementerian kesehatan sudah menanganinya. Tapi hingga sekarang tak pernah ditemui hal demikian.
Imam sendiri mengaku secara langsung belum bertemu dengan pihak KPAI dan dia juga menghendaki KPAI mampu memberikan pemecahan seandainya gelaran audisi PB Djarum tersebut benar-benar dihentikan. Imam berharap bahwa KPAI dapat mencarikan sponsor pengganti dari pihak swasta yang lain sebagai pembinaan olahraga.
Sebagaimana yang sudah banyak diketahui KPAI menuding pihak Djarum melalui program beasiswa audisi yang diselenggarakannya telah melakukan eksploitasi terhadap anak-anak. Tak ingin membuat permasalahan lebih besar, pihak Djarum memutuskan untuk tak lagi memberikan beasiswa bulutangkis mulai tahun 2020.
Kondisi yang panas ini bahkan menjadi trending pembicaraan di
jagat social media tanah air.